SUNDAPEDIA.COM, Sampurasun! Wangun kecap dalam bahasa Sunda terbagi menjadi dua macam, yaitu kecap rékaan dan kecap salancar. Kecap rékaan terbagi lagi atas 4 jenis, yaitu kecap rundayan, kecap rajekan, kecap kantétan, dan kecap wancahan.
Pada artikel ini saya akan menjelaskan pengertian kecap kantetan disertai dengan contoh-contohnya. Langsung saja simak penjelasannya di bawah ini.
Dafar Isi
Arti Kecap Kantetan
Kecap kantetan (dalam ejaan basa Sunda ditulis kantétan) artinya kata yang dibangun dengan cara menggabungkan dua bentuk dasar, baik cakal dengan cakal, kata dengan kata, maupun campuran keduanya (cakal dengan kata), serta mengandung arti yang mandiri.
Intinya, kecap kantetan adalah gabungan dua cakal, dua kata, atau gabungan cakal dan kata yang mengandung arti mandiri. Proses pembentukkan kecap kantetan disebut ngantétkeun, dalam bahasa Indonesia disebut komposisi.
Ciri Kecap Kantétan
Kecap kantétan memiliki dua ciri utama, yaitu ciri struktur dan ciri semantis.
1. Ciri Struktur
- Dibentuk oleh dua morfem dasar (bakal kecap atau leksem);
- Unsur-unsurnya memiliki sifat:
- Tidak bisa disisipi oleh unsur lain. Contoh: hejo cokor ≠ hejo (
palebah) cokor. - Posisi unsur-unsurnya tidak bisa dibalik sebab akan berubah jadi frasa. Contoh gurat batu ≠
batu gurat. - Salah satu unsurnya tidak bisa ditambah imbuhan, tetapi harus dua-duanya. Contoh: √ pangguratbatuna,
panggurat batu,gurat batuna,guratna batu.
- Tidak bisa disisipi oleh unsur lain. Contoh: hejo cokor ≠ hejo (
2. Ciri Semantik
Umumnya mengandung satu arti mandiri yang berbeda dengan arti unsur-unsur pembentuknya. Contoh hampang leungeun artinya bukan tangannya ringan tetapi kalau marah gampang menampar. Kecap kantetan biasanya dipakai dalam babasan atau ungkapan.
Baca juga: 444 Babasan Sunda dan Artinya
Jenis Kecap Kantetan
Kecap kantétan terbagi atas dua jenis, yaitu:
1. Rakitan dalit
Rakitan dalit atau kompositum adalah kecap kantetan yang bersifat eksosentris, unsur-unsurnya sudah menyatu jadi satu kata baru yang memiliki satu arti mandiri, dan berbeda dengan arti unsur-unsur pembentuknya. Contohnya panonpoé ← panon (mata) + poé (hari).
2. Rakitan anggang
Rakitan anggang adalah kecap kantétan yang bersifat endosentris, unsur-unsurnya tidak menyatu jadi satu kata baru. Contohnya: amis budi, amis daging, laer gado, dan sebagainya.
Demikianlah, semoga bermanfaat.