SUNDAPEDIA.COM, Sampurasun! Kokoro manggih mulud puasa manggih lebaran merupakan paribasa (peribahasa Sunda). Kata-kata tersebut dikantétkeun (digabungkan) membentuk paribasa yang mempunyai satu arti mandiri dan berbeda dengan arti kata-kata penyusunnya.
Posisi kata-katanya tidak bisa dipindah karena akan mengubah arti kiasan.
Penggunaan paribasa ini dalam percakapan biasanya tidak diucapkan lengkap. Kebanyakan orang hanya menyebut ‘kokoro manggih mulud’ saja. Meski hanya disebut sebagian, pada umumnya orang sudah paham maksudnya.
Arti kokoro manggih mulud puasa manggih lebaran adalah kekedemes; mukmak mekmek jiga nu tara manggih (aji mumpung).
Peribahasa ini menggambarkan orang yang seumur-umur tidak punya, lalu suatu saat mendapat rejeki besar. Ilaharna sok mangpang meungpeung (biasanya suka aji mumpung).
Kabayan ngadahar wajit teh jiga nu kokoro manggih mulud puasa manggih lebaran. (Kabayan makan wajit, aji mumpung seperti yang tidak pernah nemu/makan).
Paribasa ini termasuk wawaran luang pieunteungeun (untuk dijadikan cermin dan tidak boleh ditiru).
Ketika kita mendapat rejeki banyak atau sesuatu yang belum pernah mencoba atau merasakannya, hendaklah bertingkah sewajarnya. Tidak perlu berlebihan agar tidak menjatuhkan harga diri sendiri.
Struktur dan arti kata penyusunnya
Kokoro (adjektiva) dalam kamus basa Sunda artinya sangat miskin; melarat.
Secara morfologi, kata ‘kokoro’ bisa dibentuk jadi kata turunan dengan cara menambah rarangkén pang- -na, jadi pangkokorona (paling miskin).
Secara sintaksis, kokoro bisa dibentuk menjadi frasa dengan kata meni –, — kacida, atau — pisan.
Manggih (verba) dalam kamus bahasa Sunda artinya menemukan. Kata ‘manggih’ merupakan kecap rundayan yang dibentuk oleh dua morfem, yaitu N- + panggih (N- + P → m).
Kata kerja tidak bisa ditambah rarangken pang- -na atau dibuat frasa dengan meni, kacida, dan pisan.
Baca juga: Cara Membedakan Kata Sifat dan Kata Kerja Basa Sunda
Mulud (nomina) berasal dari bahasa Arab (kelahiran). Dalam basa Sunda kata ‘mulud’ dijadikan nama bulan kelahiran Nabi Muhammad saw.
Puasa artinya menahan diri dari makan dan minum sejak terbit fajar sampai terbenam matahari. Umat Islam diwajibkan berpuasa selama sebulan penuh pada bulan Ramadan (Rukun Islam nomor 4: Puasa di bulan Ramadan).
Lebaran artinya hari raya. Dalam Islam ada dua hari raya, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.
Demikianlah, semoga bermanfaat.