Arti ngabuntut bangkong dan contoh kalimatnya

Arti Ngabuntut Bangkong dalam Kamus Babasan Sunda

6 Dilihat

SUNDAPEDIA.COM, Sampurasun! Ngabuntut bangkong merupakan babasan atau ungkapan basa Sunda. Sudah sering saya sampaikan, bahwa babasan merupakan bagian dari pakeman basa.

Pakeman basa adalah kecap kantetan, susunan katanya sudah pasti dan tidak bisa diubah serta memiliki arti baru yang mandiri. Makna kiasan yang terkandung dalam ungkapan ngabuntut bangkong berbeda dengan arti kata-kata penyusunnya menurut kamus.

Baca juga: Arti dan Contoh Pakeman Basa Sunda Lengkap

Arti babasan ngabuntut bangkong adalah tidak tuntas atau tidak jelas akhirnya. Hartina ngabuntut bangkong ceuk basa Sunda mah nya éta teu puguh tungtungna, teu beres atawa teu puguh alang ujurna.

Babasan yang satu ini merupakan pieunteungeun (cerminan) bagi kita agar tidak melakukan hal seperti itu. Kalau melakukan sesuatu, tuntaskan! Jangan meninggalkan pekerjaan atau hanca.

Contoh kalimat:

Lamun migawe hiji perkara téh sing nepika anggeus, ulah sok ngabuntut bangkong. ‘Jika mengerjakan suatu perkara harus sampai tuntas, jangan tidak jelas akhirnya/ujungnya’.

Struktur dan arti kata menurut kamus Sunda

Kata ngabuntut artinya menjadi ekor atau seperti/ menyerupai ekor, merupakan kecap rékaan yang dibentuk oleh morfem imbuhan ng- dan morfem dasar buntut. Kecap buntut dalam kamus Sunda -Indonesia artinya ekor.

Warna kecap buntut adalah kecap barang (nomina), sedangkan ngabuntut termasuk kecap pagawéan (verba).

Baca juga: Arti dan Contoh Kecap Rékaan Basa Sunda

Kata bangkong artinya katak atau kodok. Kecap bangkong tergolong kecap barang, sub kecap sesebutan keur sasatoan (nama panggilan untuk binatang).

Baca juga: Nama-nama Hewan dalam Bahasa Sunda

Dari penjelasan struktur dan arti kata menurut kamus, diketahui bahwa babasan ini merupakan kecap kantétan barang (kata majemuk benda). Kecap kantétan artinya kata majemuk yang memiliki arti baru dan berbeda dengan arti kata penyusunnya.

Jika diperhatikan, katak memang tidak memiliki ekor panjang sehingga urusan yang tidak jelas ujungnya dikiaskan seperti ekor katak.

Baca juga: 444 Babasan Sunda dan Artinya

Demikianlah, walaupun singkat semoga penjelasan di atas dapat dipahami dan bermanfaat bagi semua.