SUNDAPEDIA.COM, Sampurasun baraya Sunda. Pada postingan sebelumnya saya sudah membahas peribahasa ridu ku tanduk. Sekarang masih membahas paribasa Sunda yang mengandung kata tanduk, yaitu ranggaék méméh tandukan.
Baca: Arti Ridu Ku Tanduk dan Contoh Kalimatnya
Peribahasa ranggaék méméh tandukan merupakan peribahasa Sunda yang berkaitan dengan gaya hidup.
Arti Ranggaék Méméh Tandukan
Makna Denotasi
Makna denotasi ranggaék méméh tandukan, ranggaék adalah tanduk dengan bentuk yang gagah seperti tanduk domba Garut, tanduk rusa. Memeh artinya sebelum, dan tandukan artinya bertanduk. Jadi makna denotasi peribahasa ini adalah gagah sebelum bertanduk.
Makna Konotasi (Kiasan)
Menurut orang tua di tatar Sunda (khususnya di kampung saya), berbisnis pada zaman dulu beda dengan zaman sekarang.
Zaman dulu, orang kurang memerhatikan penampilan dan kendaraan. Dulu mah orang-orang Sunda yang kaya di perkampungan tidak kelihatan seperti orang kaya.
Orang kaya zaman dulu kadang tidak pakai sandal, pakaiannya lusuh tapi sawahnya luas, kerbaunya juga banyak. Mereka biasanya berinvestasi pada kebun, sawah, kambing, kerbau atau emas. Jarang sekali yang membeli mobil atau motor.
Kalau bepergian mereka tidak menyewa mobil, tapi naik angkutan umum. Kalau piknik, jarang membeli makan di rumah makan/ restoran, tapi membawa nasi timbel dari rumah lalu makan bersama di perjalanan atau di tempat wisata. Pola hidupnya sederhana. Jauh dari kesan mewah apalagi poya-poya.
Lain dulu lain sekarang…
Zaman sekarang beda, belum sukses juga gayanya sudah selangit. Pola hidup seperti ini di zaman sekarang tidak bisa disalahkan sepenuhnya karena tuntutan zamannya beda. Terkadang untuk membuat orang lain percaya, harus kelihatan mapan. Kalau menurut orang tua zaman dulu, perilaku seperti ini disebut ranggaék méméh tandukan.
Dari ilustrasi di atas, dapat disimpulkan bahwa makna konotasi atau makna kiasan dari peribahasa ranggaék méméh tandukan adalah gaya sebelum mapan.
Contoh Kalimat Ranggaék Méméh Tandukan
Cacakan di imah teu boga oge ari indit-inditanmah teu weleh nyewa mobil, ceuk kolotmah ranggaék méméh tandukan nu kituteh.
Artinya: Meskipun di rumah tak punya tapi kalau bepergian selalu nyewa mobil, kata orang tua yang seperti itu namanya gaya sebelum mapan.
Ulah ranggaék méméh tandukan, kudu ngukur ka kujur jadi jelema teu boga mah.
Artinya: Jangan banyak gaya sebelum sukses, kalau jadi orang tak punya harus tahu diri.
Baca juga: Ungkapan dan Peribahasa Sunda
Demikian, semoga bermanfaat.