Contoh gaya basa raguman atau majas sinekdoke basa Sunda

10 Contoh Gaya Basa Raguman (Majas Sinekdoke) Sunda

11 Dilihat

SUNDAPEDIA.COM, Sampurasun! SUNDAPEDIA.COM, Sampurasun! Gaya basa raguman adalah salah satu jenis majas bahasa Sunda. Dalam bahasa Indonesia disebut juga majas atau gaya bahasa sinekdoke.

Dari hasil penelusuran, diperoleh arti raguman dalam bahasa Sunda adalah rangkuman. Asalnya dari kata ragum = rangkum. Akhiran -an menunjukkan hasil dari kata dasar yang disebutkan.

Gaya basa raguman atau majas sinekdoke adalah gaya bahasa pertautan yang menyebut sebagian untuk menyatakan semua bagian tersebut (pars pro toto) atau menyebut semua bagian untuk menyatakan sebagian hal tersebut (totum pro parte/ totem pro parte).

Dari pengertian barusan, dapat disimpulkan bahwa majas raguman terbagi dua, yaitu pars pro toto dan totem pro parte.

Contoh majas sinekdoke pars pro toto bahasa Sunda

Majas pars pro toto yaitu menyebutkan sebagian objek, padahal yang dimaksud seluruh bagian tersebut.

Contohnya:

Geus dua poe si Kabayan teu katenjo cukang irungna. Sudah dua hari si Kabayan tidak kelihatan batang hidungnya. Dalam kalimat ini yang disebutkan hanya sebagian, yaitu cukang irungna. Padahal yang dimaksud adalah keseluruhan wujud si Kabayan.

Moal rek gedag bulu salambar. Tidak akan goyah bulu selembar. Yang disebut hanya bulu selembar, padahal yang dimaksud tidak akan goyah/mundur seluruh anggota badan.

Sikep nyi Iteung anu lungguh timpuh andalemi ngakibatkeun kang Kabayan katarik ati. Sikap nyi Iteung yang feminim mengakibatkan Kang Kabayan tertarik hati.

Idoy nyarek Aceng nincakkeun deui suku ka imahna. Idoy melarang Aceng menginjakkan kaki lagi ke rumahnya.

Gologod imah kuring mah di handapeun awi. Teras rumah saya di bawah kebun bambu.

Contoh majas totem pro parte bahasa Sunda

Majas totem pro parte adalah sebuah gaya bahasa yang mengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.

Contohnya:

Pageto Bandung bakal maen di stadion Siliwangi ngalawan Inggris. Lusa Bandung akan main bola di stadion Siliwangi melawan Inggris. Padahal tidak semua orang bandung dan orang inggris akan main bola di stadion Siliwangi.

Pa Lurah ngabagikeun sembako ka rahayat miskin. Pak Lurah membagikan sembako kepada rakyat miskin. Padahal tidak seluruh rakyat miskin dibagi sembako oleh Pak Lurah, mungkin hanya di desanya atau di kampung tertentu.

Pamarentah ngaluarkeun program bantuan keur UMKM. Pemerintah mengeluarkan bantuan untuk UMKM. Padahal yang mendapat bantuan hanya UMKM yang mengajukan atau yang memenuhi syarat.

Barudak sakola jaman ayeuna mah dialajarna geus dina HP. Anak-anak sekolah zaman sekarang belajarnya sudah menggunakan HP. Padahal belum semua, masih ada sebagian yang belum menggunakan ponsel.

Mahasiswa demo ka gedong dewan. Mahasiswa demo ke gedung dewan. Padahal hanya sebagian, sebagian lagi tidak.

Baca juga: Contoh Gaya Basa Sindir, Silib, atau Alegori

Demikian, semoga bermanfaat.