Contoh kalimat kondisional atau pengandaian bahasa Sunda

10 Contoh Kalimat Kondisional atau Pengandaian Bahasa Sunda

3 Dilihat

SUNDAPEDIA.COM, Sampurasun!  Kalimat kondisional atau kalimat pengandaian dalam bahasa Sunda termasuk kalimah ngantet seler sumeler (majemuk bertingkat). Pengandaian adalah ungkapan yang menunjukkan suatu keinginan atau harapan yang belum terpenuhi, baik di masa lalu, sekarang, maupun di waktu yang akan datang.

Pengandaian di masa lalu mengandung penyesalan karena sudah tidak mungkin dilakukan. Sedangkan pengandaian di waktu sekarang dan yang akan datang masih mungkin untuk dilaksanakan (kecuali khayalan).

Kalimat kondisional dalam basa Sunda disebut kalimah lamunan. Asal katanya dari lamun (kalau, jika, apabila). Dalam undak usuk basa Sunda, lamun termasuk tingkat basa loma (sedang; akrab). Bahasa halusnya adalah upami.

Kata sambung kalimah lamunan nyaeta: lamun, mun, upami, pami, saupami, dan saupamina. Kata mun dan pami merupakan kecap wancahan dari lamun dan upami. Sementara kata saupami dan saupamina termasuk kecap rundayan.

Selain menjadi konjungsi kalimat pengandaian, kata ‘lamun’ juga merupakan kata sambung kalimat majemuk kondisional.

Baca juga: Konjungsi atau Kata Penghubung Bahasa Sunda

Kalimah lamunan isinya atau kalimat kondisional (kalimat bersyarat), isinya ada yang mungkin dilakukan dan ada pula yang hanya angan-angan (khayalan). Menghayal dalam basa Sunda disebut ngalamun.

“Melak lamun di taneuh sugan, dicebor mudah-mudahan, hasilna boa teuing” (Menanam kalau di tanah barangkali, disiram mudah-mudahan, hasilnya belum tentu”. – Quotes Semar Badranaya.

Contoh kalimat:

  1. Lamun baheula junun sakola meureun ayeuna teh moal ripuh kieu. (Jika dulu tekun sekolah mungkin sekarang tidak payah begini).
  2. Lamun boga jangjang, urang rek hiber. (kalau punya sayap, saya akan terbang).
  3. Lamun anjeun rek ngusep, kuring milu. (Kalau kamu akan mancing, saya ikut).
  4. Mun isuk boga duit arek meuli odading mang Oleh. (Jika besok punya uang akan membeli odading mang Oleh).
  5. Mun leukeun diajar mah bakal bisa, ceuk paribasa oge cikaracak ninggang batu laun-laun jadi legok. (Jika rajin belajar pasti bisa, kata peribahasa juga <baca arti:> cikaracak ninggang batu laun-laun jadi legok).
  6. Upami kamari kadieu mah bakal dipasihan artos ku abdi. (Jika kemarin ke sini akan dikasih uang oleh saya).
  7. Upami abdi beunghar mah dipangmeserkeun motor hiji sewang sobat dalit teh (kalau saya kaya sobat karib dibeliin motor masing-masing satu).
  8. Pami aya waktos dihaturanan linggih di rorompok. (Jika ada waktu diperkenankan hadir ke rumah). Baca juga: Cara Mengundang Hadir dengan Bahasa Sunda
  9. Saupami teu kaabotan, abdi bade ngiring nelepon. (Seandainya tidak keberatan, saya mau ikut menelpon).
  10. Saupamina enjing banyu, bade cios angkat ka Garut? (Seandainya besok hujan, akan jadi berangkat ke Garut?)

Demikianlah penjelasan dan contoh kalimah lamunan, kalimat kondisional, atau kalimat pengandaian bahasa Sunda. Semoga bermanfaat.