SUNDAPEDIA.COM, Sampurasun baraya! Mau tahu caranya melarang dengan bahasa Sunda halus dan kasar? Di postingan ini saya akan berbagi contoh kalimat larangan dalam bahasa Sunda dan artinya.
Larangan kata dasarnya yaitu larang. Bahasa Sundanya larang adalah carék. Kosakata Sunda yang kata dasarnya dari carék adalah sebagai berikut:
- Carék = larang
- Panyarék = larangan
- Dicarék = dilarang
- Nyarék = melarang
- Nyarékan = marah
Orang yang nurut ketika dilarang disebut ngagugu, sedangkan yang tidak patuh pada larangan disebut bedegong atau bantangul.
Kalimat larangan atau kalimah panyarék dalam bahasa Sunda ada tingkatannya, yaitu lemes (halus atau sopan), loma (akrab), dan kasar.
Dafar Isi
Contoh kalimat larangan dalam bahasa Sunda halus, sopan atau hormat
Kata larangan dalam bahasa Sunda halus yaitu teu kenging artinya tidak boleh atau jangan. Untuk menunjukkan rasa hormat, sebelumnya bisa ditambahkan kata punten.
Contoh:
- Teu kenging gandéng/garandéng, artinya jangan berisik. Gandéng (tunggal), garandéng (jamak).
- Lebet ka masjid mah teu kenging nganggo sendal, artinya kalau masuk masjid jangan memakai sandal.
- Punten teu kenging nyarande dina pager bilih runtuh, artinya maaf jangan bersandar di pagar takut roboh.
Untuk menunjukkan kesopanan atau rasa hormat gunakanlah kata-kata bahasa Sunda lemes. Jika ‘teu kenging’ di gabungkan dengan basa Sunda kasar bisa berarti sinis.
Contoh kalimat larangan dalam bahasa Sunda loma untuk orang yang sudah akrab
Kata larangan bahasa Sunda loma untuk teman akrab yaitu ulah, entong atau tong.
Contoh:
- Ulah gandéng/ entong gandéng/ tong gandéng, artinya jangan berisik.
- Asup ka masjid mah ulah maké sendal, artinya kalau masuk masjid jangan memakai sandal.
- Tong nyarandé dina pager bisi runtuh, artinya jangan bersandar di pagar takut roboh.
Ragam kata yang digunakan untuk ‘pasangan’ kata larangan ulah, entong dan tong adalah bahasa Sunda loma.
Contoh kalimat larangan dengan bahasa Sunda kasar
Kata larangan bahasa Sunda kasar sama dengan kata larangan Sunda loma, yaitu ulah, entong atau tong tetapi dipasangkan dengan bahasa Sunda kasar.
Contoh:
- Ulah ngajedog di dinya, artinya jangan duduk di situ.
- Tong haliwu nyacapek téh, artinya bicara jangan bohong.
Itulah contoh-contoh kalimat larangan (kalimah panyarék) dalam bahasa Sunda. Semoga bermanfaat.