SUNDAPEDIA.COM, Sampurasun baraya! Ada banyak jenis kalimat, salah satunya adalah kalimat perintah yaitu kalimat yang mengandung makna meminta/ memerintah seseorang untuk melakukan sesuatu.
Dikutip dari wikibook.org, arti kalimat perintah adalah kalimat yang isinya menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki. Kalimat perintah jika dilisankan berintonasi naik di awal dan berintonasi rendah di akhir.
Kalimat perintah dalam bahasa Sunda disebut kalimah paréntah atau panitah. Parentah dan panitah merupakan ragam bahasa Sunda loma atau akrab. Bahasa Sunda ragam hormat (lemes) yaitu miwarang.
Untuk membedakan perintah halus atau tidaknya dibedakan dari penggunakan bahasa Sunda lemes (halus), loma, atau kasar.
Contoh kalimat perintah dalam bahasa Sunda loma
Kalimat perintah dalam bahasa Sunda yang tegas dan singkat tanpa basa-basi yaitu dengan menyebut atau menulis kata kerja (kata dasar) disertai objeknya.
Contoh:
- Cokot buku! (loma), candak buku! (halus), artinya ambil buku!.
- Itung ku manéh! (loma), Étang ku salira! (halus), artinya hitung oleh kamu!
- Tuar kai téh ngarah teu hieum kana imah! (loma), tuar kai teh hieum ka bumi (halus), artinya tebang kayu itu agar tidak menghalangi rumah!
- Cicing (loma), calik! (halus), artinya diam! (tidak banyak gerak)
- Répéh!, artinya diam! (tidak bicara)
Cokot, itung, tuar, cicing, dan répéh adalah kata dasar dalam bentuk kata kerja. Jika ditambah akhiran -keun masih bentuk perintah tapi artinya jadi berubah.
- Cokotkeun, candakeun = yang akan dibawa
- Itungkeun ku manéh! Artinya perhitungkan oleh kamu!
- Tuarkeun
- Cicingkeun! atau calikeun! artinya diamkan (jangan dioprek)
- Répéhkeun! artinya diamkan jangan nangis atau jangan berisik.
Kemudian, jika kata dasarnya diubah menjadi bentuk aktif dan diberi awalan pang– dan akhiran –keun masih perintah tapi seakan minta tolong.
Contoh:
- Pangnyokotkeun buku! atau Pangnyandakeun buku! artinya tolong ambilin buku!
- Pangnuarkeun kai ngarah teu hieum ka imah! artinya tolong ditebang kayu agar tidak menutupi rumah.
- Pangnyicingkeun! artinya tolong diamkan, sedangkan pangnyalikeun! artinya tolong dudukkan!
- Pangrépéhkeun! artinya tolong diamkan supaya tidak berisik atau menangis.
Sebelum kata kerja, perintah dalam bahasa Sunda ada yang ditambah kata cing. Bentuk perintah seperti ini termasuk loma (akrab).
Contoh:
- Cing cokot buku, artinya tolong ambil buku.
- Cing lésotkeun ulah dicekelan waé! artinya tolong lepaskan jangan dipegang terus.
- Cing beresihan motor téh, artinya bersihkan motor.
Ada juga beberapa perintah dalam bahasa Sunda yang hanya menyebut kecap panganteur saja. Ini memang tidak bisa dikategorikan kalimat perintah, tapi merupakan perintah.
Contoh:
- Jep! artinya perintah untuk diam (jangan bicara).
- Pok! artinya perintah untuk bicara.
- Jig!, jug! atau jung! Artinya perintah untuk pergi.
Contoh kalimat perintah ragam bahasa Sunda hormat (lemes)
Kalimat perintah yang halus dan sopan atau menggunakan ragam bahasa hormat (lemes) biasanya diawali dengan kata ‘punten’ (maaf), ‘punten miwarang’ (maaf menyuruh), cobi (coba), kahoyong téh (saya mau/minta) dan mangga (silakan).
Contoh:
- Punten, candak buku kadieu! artinya maaf, ambil buku!
- Punten répéh ngarah teu gandéng artinya maaf, diam agar tidak berisik.
- Punten, simpen dina méja! artinya maaf, simpan di atas meja!
- Punten pang nyimpenkeun dina luhur méja! artinya maaf simpan di atas meja!
- Punten miwarang pang mésérkeun katuncar ka warung, artinya maaf nyuruh tolong belikan ketumbar ke warung.
- Cobi alihkeun ka palih dieu, artinya coba pindahkan ke sebelah sini.
- Kahoyong téh ulah ribut keur ngaji mah, artinya saya minta jangan ribu kalau lagi ngaji.
- Mangga cobian ku nyalira, artinya silakan dicoba sendiri.
Baca juga: Cara bertanya dengan bahasa Sunda
Demikian, semoga contoh-contoh kalimat perintah dalam bahasa Sunda ini bermanfaat.