Arti, Terjemahan, atau Makna Lagu Cing Cang Keling Manuk Cingkleung Cindeten

Makna Lagu Cing Cangkeling Manuk Cingkleung Cindeten

4 Dilihat

SUNDAPEDIA.COM, Sampurasun! Lagu Cing cangkeling manuk cingkleung cindeten merupakan salah satu lagu barudak Sunda yang sangat terkenal. Dari dulu sampai sekarang lagu ini masih dikenang. Anak-anak dan orang dewasa banyak yang hapal namun sedikit yang tahu artinya.

Pada postingan ini saya akan berbagi terjemahan, arti atau makna lagu cing cangkeling. Penjelasan ini mengambil referensi dan kutipan dari “Kawih/Tembang Anak-Anak Di Kalangan Kebudayaan Sunda Dan Jawa”, Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tahun 2015.

Lirik lagu Cing cangkeling

Laras : Salendro

||: 0 1-2-  1-2-  2-2-  | 3-2-  1-2-  1-2-  2 :||

Cing cangkeling Manuk cingkleung cindeten

Plos ka kolong Bapa Satar buleneng

Terjemahan lagu Cing cangkeling

Mari menyendiri burung cacat bertengger

Plos ke kolong Bapa Satar pelontos

Makna Lagu Cing cangkeling

Lagu ini biasa dinyanyikan untuk mengiringi permainan ucing-ucingan (menentukan kucing dalam permainan). Namun kadang dinyanyikan dengan riang gembira tanpa permainan.

Dari liriknya yang terdengar unik dan lucu, terkandung makna yang sangat dalam.

Cing Cangkeling

Cing bisa diartikan sebagai (1) kependekan dari kata cicing (diam); (2) kecap panganteur untuk menunjukkan suatu permohonan.

Cangkeling berarti nyorangan atau menyendiri; menyepi.

Secara harfiah, kata cing cangkeling berarti “mari menyendiri atau menyepi”.

Jika diteliti lebih dalam, pada kata cangkeling seolah terdapat pesan moral yang disembunyikan, yaitu eling.

Makna kata eling adalah seperangkat anjuran-anjuran yang menekankan pada perlunya orang untuk selalu ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa (Ahimsa-Putra,2002: 3).

Kata cing cangkeling dapat dimaknai “cing gera eling”, yaitu anjuran sekaligus nasihat untuk segera eling kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Manuk Cingkleung Cindeten

Terjemahan manuk cingkleung cindeten adalah ‘burung cacat bertengker’.

Manuk artinya burung. Manuk merupakan metapora dari ruh manusia. Apabila sudah tiba waktunya, ruh manusia bisa lepas dari jasadnya.

Cingkleung artinya tidak sempurna atau cacat.

Manuk cingkleung berarti burung cacat. Maknanya ruh yang cacat atau ruh yang tidak tahu arah tujuan penciptaannya.

Cindeten berarti diam, bertengker, atau berhenti dari berbagai kegiatan.

Jadi, manuk cingkleung cindeten bermakna ruh manusia yang tidak tahu arah tujuan hidup segera diam. Hentikanlah berbagai perilaku yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Berintrospeksilah dalam diam.

Plos ka Kolong

Plos ka kolong artinya masuk ke dalam kolong. Makna kata-kata ini mengingatkan pada kematian.

Saat keranda akan dibawa ke kuburan seluruh keluarga mayit diminta untuk berjalan beberapa kali di bawah keranda, dalam bahasa Sunda disebut ngolongan pasaran. Tujuannya agar keluarga yang ditinggalkan tidak terus-menerut ingat kepada orang yang telah meninggal dunia.

Bapa Satar Buleneng

Bapa Satar merupakan personifikasi dari kata pasaran atau keranda. Pasaran atau keranda adalah perangkat untuk membawa jenazah ke liang kubur.

Buleneng berarti tampak jelas; bulat-bersih tanpa kotoran sedikit pun. Kata buleneng bisa dimaknai tak ada sesuatu pun yang dibawa ke liang kubur, kecuali kain kafan yang melekat di badannya.

Pada saat itulah manusia menyadari akan kesalahannya, kebodohannya dan kebenaran hakiki.

Baca juga: Kumpulan Lirik Kawih atau Tembang Barudak Sunda

Demikianlah, semoga bermanfaat.