Materi Carpon atau Carita Pondok Lengkap dengan Contohnya

SUNDAPEDIA.COM, Sampurasun! Carpon merupakan singkatan dari carita pondok. Asalnya dari bahasa Inggris, short story. Dalam bahasa Indonesia disebut cerita pendek atau disingkat cerpen.

Sampai sekarang carpon masih tetap populer. Banyak pengarang yang menulis carita pondok, media-media juga banyak yang menerbitkannya. Masyarakat pun banyak suka membacanya.

Carpon merupakan karya sastra yang menggambarkan kehidupan, masalah sosial, dan cita-cita orang Sunda. Dengan sering membaca carita pondok, kita dapat mengetahui kehirupan masyarakat Sunda.

Pengertian Carpon

Carpon merupakan singkatan dari carita pondok, dalam bahasa Indonesia disebut cerita pendek. Disebut pendek karena ceritanya terbilang singkat.

Ada yang mengatakan panjangnya antara 5.000 sampai 10.000 kata. Ada juga yang mengatakan ceritanya dapat selesai dibaca dalam hitungan menit atau selesai dalam sekali duduk.

Karena ceritanya pendek, maka carpon hanya menceritakan kejadian tunggal. Biasanya dalam satu waktu dan satu tempat. Konfliknya sederhana dan tidak bercabang. Pelakunya tidak banyak, terkadang akhir ceritanya digantung, tidak tamat seperti novel.

Dalam carita pondok biasanya loba pulunganeun (banyak pelajaran yang bisa dipetik). Tulisannya berbentuk prosa, agar lebih menarik biasa ditambah paguneman (dialog) dan gaya bahasa. Isinya menggambarkan kehidupan sehari-hari.

Unsur-unsur Carpon

1. Tema

Tema merupakan pokok cerita yang menjiwai cerita dari awal sampai akhir. Tema carpon biasanya tentang masalah keluarga, masalah sosial, kaagamaan, atau masalah pendidikan.

2. Palaku (Tokoh) jeung watek

Palaku yaitu orang atau tokoh-tokoh yang ada dalam cerita. Tokoh cerita terbagi menjadi  pelaku utama dan pelaku tambahan. Masing-masing tokoh mempunyai sifat atau karakter.

3. Latar (setting)

Latar atau setting meliputi tempat dan waktu kejadian serta suasana. Unsur latar ini penting karena sangat mempengaruhi alur cerita.

4. Puseur sawangan (point of view)

Puser sawangan, point of view atau sudut pandang adalah cara pengarang melihat seluruh cerita yang dikarangnya. Apakah pandangannya oleh pengarang sendiri atau melalui seorang tokoh dalam cerita.

5. Galur (plot)

Galur, plot atau alur yaitu jalan carita. Galur carpon antara lain alur maju, mobog tengah, dan alur mundur. Alu maju ceritanya ngaruntuy dari awal hingga akhir. Mobok tengah menceritakan dari tengah-tengah dulu terus ke awal lalu ke akhir. Alur mundur menceritakan dari akhir, ke tengah, lalu ke awal.

6. Amanat

Amanat adalah pesan (pesen, piwejang atawa piwuruk) yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca carita pondok.

Sejarah Perkembangan Carita Pondok

Carpon termasuk prosa yang tergolong cerita fiksi atau rekaan. Adanya bentuk carita pondok dalam sastra Sunda merupakan pengaruh dari Belanda yang pernah menjajah negara Indonesia. Ketika itu istilahnya belum jelas dan masih disamakan dengan dongeng.

Carpon muncul kira-kira pada abad ke-19. Pada tahun 1930 Bale Pustaka menerbitkan buku Dogdog Pangréwong. Buku tersebut merupakan buku kumpulan carpon pertama, karangan orang yang memakai inisial G.S.

Setelah Indonesia merdeka, para penulis carpon semakin banyak. Tahun 1960 perkembangan carpon sangat subur, terutama setelah terbit majalah-majalah Sunda. Majalah tersebut di antaranya Warga, Sunda, Manglé, Sari, Langensari, dan sebagainya.

Buku-buku kumpulan carpon juga banyak diterbitkan, di antaranya:

• Carita Biasa karangan RAF (1959),
• Papacangan karangan Rusman Sutiasumarga (1960),
• Hujan Munggaran karangan Ayat Rohaedi (1960),
• Néangan karangan Caraka (1962),
• Di Luhureun Jukut Reumis karangan Yus Rusyana (1965), dll.

Semakin ke sini carpon semakin berkembang dan dikarang oleh para pengarang muda. Buku-buku kumpulan carpon pun diterbitkan setiap tahun. Macam-macam penghargaan sastra diserahkan kepada para pengarang terbaik, salah satunya hadiah sastra Rancagé.

Setelah terbit majalah Papaos Nonoman dan Parahyangan pada awal abad ke-20 banyak yang menulis carpon.

Beberapa pengarang Sunda yang mendapat penghargaan hadiah sastra Rancage untuk buku kumpulan carponnya antara lain:

Pengarang	Judul Buku Kumpulan Carpon	Tahun Penghargaan
Yus Rusyana	Jajaten Ninggang Papasten	1989
Iskandarwassid	Halimun Peuting	1990
Godi Surwarna	Serat Sarwasastra	1996
Caraka	Awewe Dulang Tinande	1998
Darpan	Nu Harayang Dihargaan	1990
Mh. Rustandi Kartakusumah	Amanat Dina Napas Panungtungan	2005
Yous Hamdan	Geus Surup Bulan Purnama	2006
Rukmana Hs.	Oleh-oleh Pertempuran	2007
Usep Romli H.M.	Sanggeus Umur Tunggang Gunung	2010
Us Tiarsa	Halis Pasir	2011

Perbedaan Carpon dan Dongeng

Carpon dan dongeng ceritanya sama-sama pendek, tidak panjang seperti novel. Tetapi keduanya mempunyai beberapa perbedaan, di antaranya:

Carpon	Dongeng
Cerita prosa dalam bentuk tulisan, pengarangnya jelas.	Turun temurun secara lisan, tidak jelas siapa pengarangnya. Buku kumpulan dongeng hanya hasil salinan dari apa yang dikumpulkannya.
Ceritanya masuk akal, biasanya tentang kehidupan sehari-hari.	Ceritanya tidak masuk akal dan banyak bohong dan keanehan seperti binatang bisa bicara.
Tokohnya bisa apa saja. Bisa manusia, hewan, tumbuhan, makhluk halus, atau benda-benda.	Tokohnya manusia. Terdiri atas tokoh utama dan tokoh pembantu. Masing-masing tokoh memiliki sifat atau karakter seperti protagonis dan antagonis.

Tips Menulis Carpon

Menulis carita pondok itu sulit jika hanya dibayangkan. Jadi agar tidak sulit, jangan cuma dibayangkan. Berikut ini beberapa tips belajar menulis carita pondok.

1. Segera tuliskan setiap mengalami kejadian menarik atau berkesan.
2. Jangan dulu memikirkan bagus atau jeleknya, yang penting menulis saja dulu.
3. Upayakan setiap hari menulis. Tuliskan kejadian apa saja yang dialami, tidak peduli seru atau tidak.
4. Mulai menulis satu paragraf dulu dengan unsur-unsur yang lengkap. Kalau sering nanti juga dapat menulis cerita lebih panjang.
5. Unsur-unsur tadi dijelaskan lagi dalam paragraf-paragraf selanjutnya.
6. Cerita akan menjadi panjang tetapi tidak boleh keluar dari tema.
7. Buat rangkay (kerangka) karangan berupa urutan kejadian agar isinya tidak keluar dari tema.
8. Dari kerangka karangan kembangkan menjadi cerita lebih panjang dari kerangka karangan.
9. Selingi antara tokoh jeung tokoh.

Contoh rangkay karangan

1. Gambaran indung, boh wujud lahiriahna boh pagawéan sapopoéna.
2. Kabiasaanna indung anu pikaresepeun atawa pikakeuheuleun.
3. Gambaran kaayaan sapopoé di kulawarga, hubungan antara indung jeung bapa, kolot jeung anak, adi jeung lanceuk. Harmonis atawa henteu.
4. Paséa jeung adi, nepi ka adi cilaka, sarta dibawa ka rumah sakit.
5. Timbul rasa dosa basa ningali kasedih indung nyanghareupan éta musibah.
6. Sieun dicarékan, tapi henteu. Kanyaah indung ka urang teu ngurangan najan ngalakukeun salah.
7. Ménta hampura sarta jangji moal deui-deui maséaan adi.
8. Di rumah sakit saréréa kumpul, babarengan nguruskeun adi anu di rawat.

Mencari Inspirasi Cerita

Ide cerita dapat diperoleh dari mana saja, di antaranya dari tiga hal berikut ini.

1. Tina lalaguan (dari lagu)

Lagu biasanya menceritakan kejadian dengan kalimat yang sangat ringkas. Cerita dari lagu bisa dikembangkan menjadi carita pondok dan ditambah dialog biar tambah menarik.

2. Tina catetan poéan (dari catatan harian)

Catatan harian yang biasa ditulis setiap hari juga bisa dijadikan inspirasi dalam menentukan cerita pendek. Agar lebih menarik, ceritanya ditambah imajinasi dan dialog.

3. Tina kajadian sapopoé anu kaalaman ku sorangan atawa ku babaturan (dari kejadian sehari-hari)

Carita pondok dapat dibuat dari kejadian sehari-hari, baik kejadian yang dialami sendiri atau dialami oleh teman.

Jika menceritakan kejadian yang dialami teman, jangan menuliskan nama sebenarnya, nanti dia marah. Ceritanya pun dapat ditambah imajinasi karena carpon merupakan cerita fiksi atau rekaan.

Membaca Carpon

Lentong jeung ucapannana sing merenah, upamana kumaha lentong dina ngucapkeun kalimah tanya, kalimah warta, kalimah parentah, jeung sajabana. Kitu deui dina ngucapkeun sora vokal é, jeung e. Leuwih alus mun dibarengan ku riuk beungeut, pasemon, jeung gerak awak anu luyu jeung eusi carpon.

Contoh Carpon

Baca juga: Contoh Fiksimini Bahasa Sunda tentang Pendidikan

Demikianlah, semoga bermanfaat.