SUNDAPEDIA.COM, Sampurasun! Biantara atau pidato merupakan salah satu keterampilan berbicara untuk menyampaikan maksud atau menjelaskan suatu persoalan di depan umum. Agar maksud dapat sampai yang dituju, tentunya diperlukan metode biantara atau teknik berbicara.
Ada beberapa hal yang perlu dilatih agar biantara sampai pada yang dituju. Bagaimana caranya agar pendengar suka, menyimak, dan paham isi biantara tersebut.
Kemampuan yang perlu dilatih di antaranya, menulis naskah biantara dan menyampaikannya di depan orang banyak. Kalau kita sudah lancar berbicara di depan umum, maka selanjutnya tidak perlu lagi memakai naskah.
Agar biantara menarik, sebaiknya direumbeuy mamanis basa (dibubuhi pemanis bahasa). Yang dimaksud mamanis basa antara lain: paribasa, babasan, sisindiran, kata motivasi, atau kecap-kecap pinilih (kata mutiara).
Baca juga: 555 Paribasa Sunda dan Artinya
Dalam hal cara midangkeun biantara dikenal 4 motode atau teknik. Metode biantara yang biasa dipakai adalah sebagai berikut.
Metode impromtu (ngadadak)
Disebut metode ngadadak (mendadak) karena biantara disampaikan secara langsung tanpa persiapan terlebih dahulu.
Kalau pandai berbicara, metode impromtu ini bikin menarik. Tetapi harus tetap menjaga fokus dan tidak melenceng dari konteks atau tema.
Metode ngapalkeun
Metode ngapalkeun (menghafal) atau memoriter yaitu metode biantara yang dilakukan dengan cara menghafal naskah. Sebelum menyampaikan pidato, naskahnya disiapkan dulu lalu dihafalkan kata demi kata.
Metode menghafalkan ini terkesan kaku karena sambil mengingat-ingat hafalan naskah. Kalau yang berpidato lupa hafalannya dan tidak mampu improvisasi maka biasanya terjadi jeda yang cukup panjang.
Metode naskah
Metode naskah adalah teknik pidato dengan cara membaca naskah. Cara seperti ini tidak perlu menghafalkan teks terlebih dulu dan jangan khawatir kehilangan kata-kata. Tetapi biasanya metode naskah kurang menarik perhatian pendengar karena kurang interaksi antara orang yang berpidato dengan audien.
Ekstemporan
Menyiapkan konsep biantara secara garis besar atau poin-poin pentingnya saja. Poin-poin ini penting untuk menjaga alur pembicaraan agar tidak keluar konteks, tidak ada materi yang terlewatkan, namun tidak terikat oleh naskah hafalan.
Baca juga: Bagian-bagian atau Struktur Biantara dan Contohnya
Demikianlah, semoga bermanfaat.