Gambar atap atau suhunan rumah adat sunda

Nama dan Bentuk Suhunan Rumah Adat Sunda

18 Dilihat

SUNDAPEDIA.COM, Sampurasun! Rumah adat Sunda umumnya sering disebut imah panggung atau rumah panggung. Disebut imah panggung karena rumahnya terbuat dari bahan-bahan alam seperti batu, kayu, bambu, dan ijuk atau ilalang.

Dulu, rumah-rumah di perkampungan tatar Sunda kebanyakan rumah panggung. Yang punya rumah permanen (dalam istilah Sunda disebut gedong) bisa dihitung jari. Sekarang sebaliknya, yang rumah panggung hampir sudah tidak ada. Kecuali di kampung-kampung adat yang mempertahankan tradisi dan budaya Sunda buhun atau di pasisian pisan.

Kaki-kaki rumah adat Sunda disebut batu tatapakan, yaitu batu yang dipahat membentuk balok. Lantainya dari kayu papan atau palupuh dari bambu. Dari tanah ke lantai ada kolong, biasanya sering dimanfaatkan untuk kandang ayam, entog, meri (itik), atau soang (angsa).

Tihang atau tiangnya dari balok kayu (pasagian), dindingnya bilik yang terbuat dari anyaman bambu. Di antara tiang-tiang terdapat kayu palang yang disebut palang dada.

Jendela dapur jarang memakai kaca, melainkan dari sarigsig kayu atau bambu. Sarigsig yaitu bilah kayu, bambu atau besi yang dipasang vertikal dengan jarak agak carang (jarang). Di dapur umumnya terdapat tungku dari tanah yang disebut hawu. Di atas hawu terdapat para tempat menyimpan kayu bakar.

Pintu depan maupun dapur umumnya dari kayu papan tanpa variasi atau dari triplek. Di depan pintu terdapat golodog yaitu bangku yang menempel ke bangunan rumah.

Jendela depan menggunakan kaca. Langit-langitnya dari bilik bambu. Suhunan atau atapnya dari injuk (ijuk), eurih (ilalang), atau hateup (kiray).

Ciri khas rumah adat suku Sunda dapat dilihat dari bentuk suhunan atau atapnya. Nama dan bentuk atap atau suhunan rumah Sunda buhun antara lain:

1. Julang Ngapak

Julak ngapak adalah atap rumah Sunda zaman dahulu, suhunan bagian sisi kiri dan kananan agak melebar ke samping. Bagian suhunan yang melebar ke samping ini biasa disebut sorodoy.

Jika dilihat dari depan, bentuk suhunan julang ngapak bentuknya seperti sayap burung enggang yang sedang mengembang.

Secara bahasa, nama julang ngapak terdiri atas kata julang yang berarti burung enggang, dan ngapak artinya terbang (sampai menyentuh atau mengenai). Julang ngapak mega artinya burung enggang terbang (menyentuh) awan.

2. Parahu Kumereb

Parahu kumereb adalah suhunan rumah adat Jawa Barat yang bentuknya seperti perahu kumereb atawa nangkub (telungkup atau terbalik).

3. Suhunan Jolopong

Suhunan jolopong adalah atap rumah adat sunda baheula yang bentuknya ngajolopong (memanjang). Suhunan jolopong sering disebut juga suhunan panjang atau gagajahan.

Kata jolopong sendiri artinya tertelentang (orang tinggi, dsb).

4. Badak Heuay

Badak heuay yaitu bentuk atap rumah seperti saung tidak memakai wuwung sambungan atap depan dengan belakang seperti badak sedang menguap atau membuka mulutnya.

Dalam bahasa Sunda, kata heuay artinya menguap. Secara bahasa, kata badak heuay artinya badak (sedang) menguap atau membuka mulut.

5. Tagog Anjing

Tagog anjing atau jogo anjing adalah bentuk suhunan rumah Jawa Barat yang mirip dengan atap badak heuay, tetapi ada sambungan kebagian depan dan sedikit turun. Disebut tagog anjing karena bentuknya ngeluk (tekuk) seperti anjng sedang jongkok.

Kata tagog artinya sikap atau berjongkok. Secara bahasa, tagog anjing berarti anjing berjongkok.

6. Capit Gunting

Capit gunting yaitu bentuk atap bangunan rumah adat Sunda. Ujung atas atap bagian depan dan  belakang menggunakan kayu atau bambu menyilang ke atas seperti gunting.

Baca juga: Falsafah atau Pandangan Hidup Orang Sunda

Demikianlah, semoga bermanfaat.