SUNDAPEDIA.COM, Sampurasun baraya Sunda di mana pun berada. Di tatar Sunda, dikenal pepatah yang turun temurun dari orang tua zaman dulu, yakni tong agul ku payung butut. Namun pada zaman sekarang remaja Sunda sendiri sudah banyak yang tidak mengenal pepatah tersebut.
Artikel ini sekadar untuk mengingatkan kembali warisan leluhur, khususnya kepada diri saya selaku penulis Sundapedia.com. Umumnya buat para nonoman Sunda dan seluruh pembaca yang budiman, di mana pun berada.
Pepatah Sunda tong agul ku payung butut ini memiliki makna yang sangat dalam dan sejalan dengan perintah agama Islam. Sebagai manusia kita tidak boleh sombong dengan segala yang kita miliki karena semuanya hanyalah titipan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Arti Tong Agul Ku Payung Butut
Untuk bisa mengamalkan pepatah ini, tentunya kita harus paham dulu apa arti atau maksudnya. Tidak mungkin kita bisa mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, jika kita belum tahu artinya.
Makna Denotatif
Arti pepatah tong agul ku payung butut dilihat dari makna denotasi (arti kata sesuai kamus), yaitu:
Tong
Tong asal katanya dari entong, dalam bahasa Indonesia artinya jangan. Tong atau entong termasuk ragam bahasa Sunda loma. Persamaan kata tong atau entong yaitu ulah (loma) dan teu kenging (halus).
Agul
Agul artinya sama dengan sombong atau besar kepala. Persamaan katanya yaitu adigung dan gumedé.
Ku
Ku artinya oleh. Ku tidak memiliki tingkatan bahasa. Boleh digunakan pada bahasa Sunda halus, loma, maupun kasar.
Payung
Payung artinya payung, yaitu alat untuk melindungi dari panas atau hujan.
Butut
Butut artinya jelek. Butut termasuk ragam bahasa Sunda loma, setingkat dengan goréng. Sedangkan bahasa Sunda lomanya adalah awon.
Jadi, makna denotasi tong agul ku payung butut adalah jangan sombong oleh payung jelek.
Baca juga: 63 Pepatah Sunda keur Kahirupan dan Artinya
Makna Konotatif
Makna konotasi atau makna kiasan dari pepatah tong agul ku payung butut yaitu jangan sombong dengan harta benda yang kita miliki. Apalagi barangnya jelek atau harta yang sedikit.
Coba kita pikirkan, apa yang pantas kita sombongkan dengan payung butut (payung jelek)?
Nah, semestinya hati dan sikap manusia terhadap harta benda itu seperti pada payung butut; tidak pantas menyombongkannya.
Contoh kalimatnya:
Ulah agul ku payung butut, sagala nu dipiboga kadar titipan tinu Maha Kawasa.
Artinya jangan sombong dengan segala yang dimiliki karena semuanya hanyalah titipan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Baca juga: Koleksi 25 Pepatah Sunda Kolot Baheula
Demikian, semoga bermanfaat.