Perbedaan Pupuh dan Kawih Bahasa Sunda

Perbedaan Pupuh dan Kawih Sunda

8 Dilihat

SUNDAPEDIA.COM, Sampurasun! Pupuh dan kawih sama-sama tergolong ke dalam bentuk puisi. Keduanya biasa ditulis dalam bait (pada). Meskipun begitu, kawih dan pupuh mempunyai perbedaan yang sangat jelas.

Bedanya pupuh dan kawih adalah sebagai berikut.

Pupuh

Pupuh merupakan bentuk puisi yang terikat oleh aturan. Pupuh Sunda terdiri atas 17 jenis. Masing-masing memiliki patokannya sendiri.

Aturan pupuh meliputi:

  • Tema atau watak cerita.
  • Jumlah baris (padalisan) dalam satu bait (pada).
  • Jumlah suku kata dalam satu baris (guru wilangan).
  • Suara vokal setiap ujung baris (guru lagu).

Dengan adanya batasan, maka dalam menulis lirik pupuh itu tidak bebas. Tetapi harus mengacu pada empat patokan di atas. Batasan pada masing-masing jenis pupuh dapat membedakan satu dengan yang lainnya.

Misalnya pupuh kinanti, isinya tentang ngadagoan, nganti-nganti, aya nu diarep-arep (menunggu) atawa prihatin. Dalam satu bait kinanti terdiri atas 6 baris. Guru wilangan dan guru lagunya 8u, 8i, 8a, 8i, 8a, 8i.

Contoh pupuh kinanti:

Anaking nu ngaran Jalu
Poma ulah leutik burih
Masing ludeung ngalalana
Sing rancage sepi pamrih
Nalang ka jalma nu susah
Nyaah ulah pilih kasih

Baca juga: 17 jenis pupuh Sunda dan contohnya

Kawih

Kawih atau lagu merupakan puisi dalam bentuk sajak bebas dan tidak terikat oleh aturan-aturan seperti pupuh. Pengarang bebas menulis rumpaka kawih. Mau berapa bait, berapa baris, suara vokal ujung baris mau apa, dan tema kawihnya mau tentang apa juga terserah pengarangnya.

Walau misalnya ada rumpaka kawih yang mengikuti pola pupuh, itu bukan karena harus begitu. Tetapi karena keinginan penciptanya saja.

Contoh rumpaka kawih Bubuy Bulan:

Bubuy bulan, bubuy bulan sangray béntang
panon poé, panon poé disasaté
unggal bulan, unggal bulan abdi téang
unggal poé, unggal poé ogé hadé

Kesimpulan:

Bedanya pupuh dan kawih dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Pupuh Kawih
Dibentuk oleh bait (pada) yang sudah tentu jumlah barisnya (padalisan) Jumlah bait (pada) tidak ditentukan.
Setiap ujung padalisan sudah tentu suaranya (guru lagu) Jumlah baris dalam bait rumpaka kawih tidak ditentukan.
Setiap padalisan sudah tentu jumlah suku katanya (guru wilangan) Tidak terikat oleh patokan guru lagu dan guru wilangan.

Baca juga: Arti Lirik Lagu Bubuy Bulan

Demikianlah, semoga bermanfaat.