SUNDAPEDIA.COM, Sampurasun! Masyarakat Sunda dan bukan orang Sunda yang ingin belajar bahasa Sunda yang benar perlu belajar tata bahasa Sunda. Sedangkan untuk belajar tatakrama bahasa Sunda harus belajar undak usuk basa.
Pada artikel sebelumnya sudah dijelaskan perbedaan tatakrama dan tata bahasa. Bagi yang belum membaca silakan klik tautannya.
Dafar Isi
Apa itu tata basa sunda?
Tata basa atau tata bahasa memiliki pengertian yang sempit dan luas. Dalam pengertian sempit, tata bahasa adalah kaidah bahasa yang mencakup morfologi dan sintaksis.
Morfologi (tata kecap) adalah bidang ilmu cabang dari tata bahasa yang mempelajari struktur kata seperti fonem dan morfem. Sedangkan sintaksis (tata kalimah) mempelajari struktur frasa, klausa, kalimat, dan wacana.
Dalam pengertian luas, tata bahasa adalah sistem bahasa atau kaidah bahasa yang mengatur suara dan arti.
Ruang lingkup tata bahasa Sunda
Ruang lingkup tata basa Sunda dalam arti luas mencakup beberapa subsistem, di antaranya:
Tata Sora (Fonologi)
Tata sora dalam bahasa Indonesia disebut fonologi, yaitu ilmu yang mempelajari tata suara, prosesnya, wujudiahnya, guna, dan perbahannya. Fonologi terdiri atas fonetik dan fonemik.
Fonetik (tata sora) nya eta cara ngawangun suara basa yang dikeluarkan oleh mulut (parole). Fonemik (tata fonem) nya eta cara menata suara fikir (langue) yang kedengarannya berbeda atau mirip dan membedakan arti kata.
Fonologi erat kaitannya dengan grafologi, grafemik atau ilmu tata aksara yang menggali aksara dan ejaan.
Cakupan fonologi basa Sunda antara lain:
- suara basa, foném, dan aksara;
- alat ucap;
- warna foném (vokal dan konsonan) serta cara membentuknya;
- susunan suara, engang (suku kata), dan kecap (kata);
- ciri-ciri supraségméntal; dan
- rinéka sora.
Tata Kecap (Morfologi)
Tata kecap dalam bahasa Indonesia disebut morfologi. Arti morfologi adalah ilmu yang mempelajari struktur kata dan unsur-unsur pembentuknya.
Kecap-kecap dina basa Sunda diwangun ku morfem. Ari morfem teh hartina wangun kecap pangleutikna anu ngabogaan makna.
Contoh, kata ngendog dibangun oleh dua morfem, yaitu awalan nasal ng- dan endog (telur). Morfem ng- merupakan morfem terikat yang punya arti jika disandingkan dengan morfem kata dasar. Sedangkan endog termasuk morfem bebas yang punya arti sendiri dan bisa digunakan tanpa ditambah morfem lain.
Selain morfem, kata juga dibangun oleh imbuhan (rarangkén dan proléksém) yang menghasilkan kecap rundayan dan rajekan (reduplikasi) yang menghasilkan kecap rajekan.
Morfologi basa Sunda juga mempelajari struktur dan unsur pembentuk kecap kantetan, kecap wancahan, dan warna kecap.
Tata Kalimah (Sintaksis)
Sintaksis atau tata kalimah mempelajari struktur frasa, klausa, dan tata kalimat. Sintaksis juga bisa diartikan sebagai pola-pola menyusun kata jadi kalimat, penjelasan bentuk kata bebas, dan tanda-tanda bahasa yang digunakan untuk menunjukkan kaitan arti antar kata dalam kalimat.
Tata Wacana (Pragmatik)
Pragmatik yaitu kaidah basa yang dikaitkan dengan cara memakai bahasa, baik basa lisan maupun basa tulisan.
Kaidah pragmatik melibatkan unsur paling luas yaitu wacana. Dengan belajar kaidah pragmatik kita bisa menentukan pantas tidaknya bahasa dipakai dalam konteks situasi dan menentukan merenah (tepat) henteuna komunikasi basa.
Baca juga: Bahasa Sunda yang Baik dan Benar
Sintaksis dan pragmatik merupakan cabang ilmu dari semiotik. Cabang ilmu semiotik sendiri ada tiga, yaitu sintaksis, pragmatik, dan semantik.
Semantik adalah ilmu yang mempelajari arti atau kaitannya unsur-unsur bahasa dengan objeknya.
Belajar tata bahasa Sunda salah satunya bisa dari buku Tata Basa Sunda Kiwari karangan Drs. Yayat Sudarya, M.Hum, dkk. Atau ikuti terus Sundapedia.com.
Itulah pengertian dan ruang lingkup tata bahasa Sunda. Semoga bermanfaat.