Arti dan contoh kalimat tatakrama basa Sunda

Tatakrama Bahasa Sunda dan Contoh Kalimatnya

38 Dilihat

SUNDAPEDIA.COM, Sampurasun! Tatakrama basa Sunda adalah sopan santun berbicara dengan orang lain. Tatakrama basa Sunda meliputi penggunaan undak usuk basa, lentong, dan rengkuh.

Undak usuk basa yaitu tatakrama bertutur kata sesuai dengan tingkatan basa. Lentong adalah tekanan atau tinggi rendahnya nada bicara. Sedangkan rengkuh adalah gestur atau sikap yang menunjukkan rasa hormat kepada lawan bicara.

Tingkatan Basa Sunda

Tingkatan kata dalam bahasa Sunda secara garis besar dibagi tiga tingkat, yaitu lemes (h), loma (sedang), dan kasar.

Basa Sunda Lemes

Basa Sunda lemes dibagi lagi menjadi basa lemes keur sorangan (halus untuk diri sendiri), dan lemes keur batur (hb).

Contohnya:

Halus untuk diri sendiri Halus untuk orang lain Artinya
Neda Tuang Makan
Mios Angkat Pergi
Wangsul Mulih Pulang
Bantun Candak Bawa; ambil
Hoyong Palay Mau
Rorompok Bumi Rumah
Pun bojo Tuang garwa Istri
Pun lanceuk Tuang Raka Kakak/ suami
Pun bapa Tuang rama Ayah
Pun biang Tuang ibu Ibu
Pun adi Tuang rai Adik
Akang Engkang Abang
Contoh kalimat tatakrama basa Sunda halus
  1. Abdi hoyong neda (saya mau makan).
  2. Engkang palay tuang? (Abang mau makan?).
  3. Abdi bade wangsul ka Garut (Saya akan pulang ke Garut).
  4. Pun biang teu acan mulih ti Bandung (Ibuku belum pulang dari Bandung).
  5. Pun bojo mah aya we di rorompok (Istriku ada saja di rumah).
  6. Tuang garwa nuju aya di bumi? (Istrimu sedang ada di rumah?)
  7. Buku teh candak ku teteh ka sakola, abdi moal tiasa ngabantun ka bumi teteh. (Buku itu bawa oleh teteh ke sekolah, saya tidak akan bisa membawa ke rumah teteh).
  8. Pun bapa teh sobat dalitna sareng tuang rama (Bapakku adalah sahabat karibnya bapakmu).
  9. Enjing abdi bade mios ka Garut (Besok saya akan pergi ke Garut).
  10. Kang Juned tos angkat ka Bandung (Kang Juned sudah pergi ke Bandung).

Selain basa lemes untuk sendiri dan orang lain, para prakteknya ada juga basa Sunda lemes yang biasa digunakan oleh/untuk anak-anak. Contohnya: abi (wancahan dari abdi) : saya, emam : makan, eueu/ eueut : minum, obo/ bobo : tidur, dan sebagainya.

Basa Sunda Loma

Basa Sunda loma adalah basa Sunda tingkat sedang. Biasanya digunakan ketika berbicara dengan teman sebaya, orang yang sudah akrab, orangtua ke anak, guru ke murid, atasan ke bawahan, atau dari yang lebih tua ke yang lebih muda.

Selain itu, basa loma juga sering dipakai dalam buku-buku atau media massa bahasa Sunda.

Basa Sunda loma tidak ada pemilahan. Untuk sendiri atau orang lain pun kata-katanya sama saja, kecuali yang menggunakan sinonim yang berbeda.

Baca juga: Daftar Persamaan Kata atau Sinonim Basa Sunda

Basa loma ‘tidak sopan’ jika diucapkan kepada orang yang lebih tua, yang patut dihormati, atau orang baru/belum kenal.

Contoh kalimat basa Sunda loma:
  1. Urang hayang dahar, maneh rek dahar moal? (Saya mau makan, kamu akan makan?)
  2. Kang Juned geus indit ka Tasik poe kamari (Kang Juned sudah berangkat ke tasik kemarin).
  3. Bapa urang jeung bapa maneh teh sobat keur budak (bapakku dan bapakmu sahabat masa kecil).
  4. Urangmah moal waka balik ka lembur. Maneh rek balik iraha? (Saya tidak akan pulang dulu ke kampung. Kamu mau pulang kapan?).
  5. Diajarna di imah maneh bae, di imah urang mah aya semah (Belajarnya di rumahmu saja, di rumahku sedang ada tamu).

Untuk mengetahui kosakata Sunda, silakan baca kamus bahasa Sunda – Indonesia lengkap.

Basa Sunda Kasar

Basa Sunda kasar jika digunakan kepada manusia sangat tidak sopan, tapi wajar dan seharusnya jika dipakai kepada binatang.

Contohnya:

Engkang bade tuang ayeuna? Abdi mah nedana engke, bade maraban heula hayam karunya can nyatu.

Kata tuang, neda, dan nyatu memiliki arti yang sama, yaitu ‘makan’.

Baca juga: Perbedaan Tatakrama dan Tata Bahasa Sunda

Demikian, semoga bermanfaat.